Tampilkan postingan dengan label Jual Beli. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jual Beli. Tampilkan semua postingan

Amalan Fatwa Hadits Hutang Imbauan kepada umat Islam Jual Beli Manhaj Nasehat Penting Tafsir Ulama

Seputar Aqad Jual Beli & Utang Piutang yang Sesuai Syari'at Islam



Bismillah,

1. Pengertian Jual Beli Kredit

Jual Beli Kredit / Angsuran / Cicilan / Tidak Tunai adalah: transaksi jual-beli, dimana barang diterima pada waktu transaksi dengan pembayaran tidak tunai dengan harga yang lebih mahal daripada harga tunai serta Pembeli melunasi kewajibannya dengan cara angsuran tertentu dalam jangka waktu tertentu. (1)

Hakikat membeli barang secara kredit adalah

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

3 Komentar

Adab Amalan Hadits Imbauan kepada umat Islam Jual Beli Nasehat

Rahasia Menjadi Orang Paling Kaya di Dunia


Bismillah,
Was sholatu was sholaamu 'ala Rosulillah, wa 'ala alihi wa ashabihi wa man tabi'ahum bi  ihsaniy ila yaumil qiyamah, 'amma ba'du....

Jika ditanyakan :
"Siapakah orang yang paling kaya di dunia saat ini?"
Mungkin salah seorang diantara kita akan menjawab :
"Yang punya perusahaan Microsoft; Bill Gates!"  Atau bisa jadi jawabannya, "Pemain bola anu!" atau "Artis itu!"
Berbagai jawaban di atas barangkali akan sangat dianggap wajar karena barometer kekayaan di benak kebanyakan orang saat ini diukur dengan kekayaan harta duniawi. Padahal,

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Hadits Hutang Imbauan kepada umat Islam Jual Beli Penting

Kredit, Haramkah...??



Bismillah,
Macam-Macam Praktek Perkreditan.

Diantara salah satu bentuk perniagaan yang marak dijalankan di masyarakat ialah dengan jual-beli dengan cara kredit.

Dahulu, praktek perkreditan yang dijalankan di masyarakat sangat sederhana, sebagai konsekwensi langsung dari kesederhanaan metode kehidupan mereka. Akan tetapi pada zaman sekarang, kehidupan umat manusia secara umum telah mengalami kemajuan dan banyak perubahan.

Tidak pelak lagi, untuk dapat mengetahui hukum berbagai hal yang dilakukan oleh masyarakat sekarang, kita harus mengadakan study lebih mendalam untuk mengetahui tingkat kesamaan antara yang ada dengan yang pernah diterapkan di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bisa saja, nama tetap sama, akan tepai kandungannya jauh berbeda, sehingga hukumnyapun berbeda.

Adalah kesalahan besar bagi seorang mujtahid ketika

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

5 Komentar

Amalan Imbauan kepada umat Islam Jual Beli Nasehat Penting

Mau Keuntungan yang Lebih Besar...??



Bismillah,
Kita tahu bahwa para sahabat Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam adalah orang-orang yang telah membela dan banyak berkorban demi agama Islam yang agung ini. Mereka adalah sebaik-baik penolong untuk agama ini. Mereka juga sebaik-baik pejuang di jalannya. Hal ini terjadi pada mereka, karena mereka menjadikan ajaran Islam sebagai sebuah realita dalam perilaku mereka dan sebagai sesuatu yang begitu terasa berada dalam hati mereka. Hingga hal itu menjadi tabiat mereka dengan seikhlas-ikhlasnya dan berani membela agama ini walaupun harus membayar dengan harga yang mahal.

Islam mengajak mereka untuk hijrah. Dengan cepat mereka menyambut seruan itu; meninggalkan Makkah walau hati mereka penuh kerinduan kepadanya dan jiwa mereka dihiasi dengan kecintaan padanya. Mereka lebih mengutamakan aqidah dibanding tempat-tempat main mereka saat masih kanak-kanak, tempat yang penuh dengan kenangan indah.

Islam mengajak mereka untuk berjihad. Ternyata mereka adalah prajurit-prajurit tangguh yang tidak dihinggapi rasa takut. Mereka berhijrah karena Allah dan karena Rasul-Nya, dan mereka berhasil memberikan tauladan baik yang monumental dan indah dalam pengorbanan dan keimanan mereka yang sejati. Simaklah kisah berikut ini.

Ketika Shuhaib pergi menyusul Nabi shallallahu `alaihi wasallam untuk berhijrah, ada beberapa orang Quraisy yang membuntutinya. Mereka berkata pada Shuhaib: “Dulu kau datang pada kami dalam keadaan tidak punya apa-apa, kemudian kau hidup bersama kami dan mendapatkan harta yang banyak dan kau menjadi orang seperti sekarang ini. Tahu-tahu kau ingin keluar dengan membawa semua hartamu? Demi Allah, hal itu tidak akan pernah terjadi”. Lalu Shuhaib turun dari tunggangannya, dikeluarkannya anak panah dari tempatnya, seraya berkata: “Wahai kaum Quraisy, kalian sudah tahu bahwa aku termasuk orang paling pandai memanah di antara kalian. Demi Allah, kalian tidak akan menyentuhku kecuali akan aku bidik dengan semua anak panahku, kemudian aku akan menebas dengan pedangku ini selama dia berada di tanganku. Ayo lakukan apa yang kalian inginkan!” Akan tetapi Shuhaib setelah itu berkata: “Bagaimana bila aku tinggalkan semua hartaku untuk kalian, apakah kalian akan membiarkan aku pergi?” Mereka menjawab: “Ya.” Maka Shuhaib meninggalkan semua hartanya untuk mereka.

Dan ketika sampai ke hadapan Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam di Madinah, beliau bersabda, “Telah beruntung perniagaanmu hai Abu Yahya. Telah beruntung perniagaanmu hai Abu Yahya.” Dan turunlah firman Allah Ta`ala, “Dan di antara manusia itu ada seseorang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah.” (Al-Baqarah: 207).(H.R. Imam Ahmad, Bab Fadhailus Shahabah, 2/828 dan Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf, 11/52, Ibnu Abi Hatim, dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 2/195, Al-Hilyah 1/150.)

Sumber: Kisah-Kisah Nyata Tentang Nabi, Rasul, Sahabat, Tabi`in, Orang-orang Dulu dan Sekarang, karya Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi, penerjemah Ainul Haris Arifin, Lc. (alsofwah.or.id)

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Asma'ul Husna Hadits Jual Beli

Mintalah Pada Pemiliknya...!!



Bismillah,
Hampir semua orang tahu bahwa rizki datangnya dari Allah Azza wa Jalla. Dialah yang memberikannya kepada makhluk, baik melalui langit maupun melalui bumi, darat maupun laut. Bahkan para dukun serta orang-orang kafirpun meyakini hal itu, kecuali orang-orang yang sengaja mendustakan.

Allah Azza wa Jalla berfirman menceritakan pengakuan orang-orang musyrik bahwa rizki datang dari Allah:

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Hadits Hutang Imbauan kepada umat Islam Jual Beli Nasehat Penting

Awas Hutang!!



Bismillah.

Allahumma yassir wa a'in.

Dalam rubrik "Tanya-Jawab" di situs www.KonsultasiSyariah.com, kami sering kali mendapatkan keluhan tentang utang. Tak jarang, ada yang menceritakan wasiat dukun dalam keluhannya. Ada yang pakai jurus pesugihan "Al-Fatihah", ada yang pakai wirid-wirid bikinan Pak Kiai. Beraneka ragam cara orang untuk mendapatkan uang dengan instan dalam posisi kepepet.

Pembaca yang budiman, mungkin ini telah menjadi ciri khas manusia. Di saat kepepet, aturan syariat menjadi nomor sekian. Meskipun harus mengorbankan iman, segalanya siap untuk diterjang. Yang penting, masalah bisa cepat hilang. Sungguh, potret para pecundang, yang sangat minim rasa sabarnya ketika menerima ujian dari Allah.

Menyoal prinsip instan untuk lepas dari masalah dengan mengorbankan akidah, yang marak dilakukan masyarakat, saya teringat penjelasan ulama tentang perbedaan pelaku syirik di masa jahiliah dengan pelaku syirik masa kini. Di antara perbedaan yang mereka sebutkan: orang musyrikin masa silam hanya melakukan kesyirikan ketika dalam kondisi lapang. Sementara, dalam kondisi terjepit dan kepepet, mereka tidak berbuat syirik. Dalilnya adalah firman Allah,

فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

“Apabila mereka (orang musyrikin) naik perahu (dan mereka diombang-ambing oleh ombak), mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya. Namun, tatkala Allah selamatkan mereka ke daratan, ternyata, mereka kembali berbuat syirik.” (Q.S. Al-Ankabut:65)

Contoh ayat lain yang semisal dengan ayat di atas adalah firman Allah di surat Luqman, ayat 32.

Kebalikan dari kondisi tersebut adalah keadaan masyarakat di zaman ini. Mereka tega untuk menjual iman dalam semua keadaan. Terutama, ketika lagi kepepet dan butuh pemecahan masalah yang cepat. Karena itu, rata-rata, pasien klinik perdukunan adalah orang yang lagi kepepet.

Kita sepakat bahwa utang adalah masalah, rajin berutang adalah penyakit. Lebih-lebih, ketika banyak lembaga keuangan konvensional yang membuka lebar-lebar pintu untuk berhutang. Penyebaran kartu kredit, yang begitu marak, telah menjadi media paling ampuh dalam penyebaran "virus utang". Mari kita simak beberapa hadis berikut. Semoga ini bisa membuat kita semakin "merinding" untuk berutang.

Pertama: Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

نَفْسُ المُؤْمِن مُعَلَّقَةٌ بِدَينِهِ حَتَّى يُقضَى عَنهُ

"Jiwa seorang mukmin tergantung karena utangnya, sampai (utang itu) dilunasi." (H.R. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Ahmad; dinilai sahih oleh Al-Albani dalam Shahih Jami' Ash-Shaghir, no. 6779)

Kedua: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa memohon perlindungan agar tidak terlilit utang. Di antara doa beliau,

اللَّهُمَّ إِنّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأثَمِ وَالـمَـغْــرَمِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan utang.”

Seorang sahabat bertanya, "Mengapa Anda, wahai Rasulullah, sering memohon perlindungan dari lilitan utang (dengan membaca doa di atas)?"

Beliau menjawab,

إن الرجل إذا غرم حدث فكذب ووعد فأخلف

“Sesungguhnya, apabila seseorang terlilit utang, jika dia berbicara maka dia berdusta dan jika dia berjanji maka dia ingkari.” (H.R. Bukhari, no. 798)

Ketiga: Dosa orang yang mati syahid akan diampuni oleh Allah, kecuali utang.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Jika aku gugur di jalan Allah, apakah dosa-dosaku terhapus?"

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,

نَعَم، وَأَنْتَ صَابِرٌ مُـحْتَسِبٌ مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ إِلَّا الدَّيْنَ فَإِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيهِ السَّلَامُ قَالَ لِي ذَلِكَ

“Ya, jika kamu bersabar, mengharap pahala dari Allah, tetap maju, dan tidak melarikan diri. Kecuali, utang. Begitulah Malaikat Jibril menyampaikan kepadaku.” (H.R. Muslim, no. 1885)

Keempat: Utang menjadi penghalang untuk masuk surga.

Dari Muhammad bin Jahsy radhiallahu 'anhu, "Suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menengadah ke langit, kemudian beliau bersabda,

سبحان الله ماذا نزل من التشديد

'Subhanallah, betapa berat ancaman yang diturunkan ....'

Kemudian, keesokan harinya, hal itu saya tanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Wahai Rasulullah, ancaman berat apakah yang diturunkan?'

Beliau menjawab,

والذي نفسي بيده ، لو أن رجلا قُتِلَ في سبيل الله، ثم أُحْييَ ، ثم قُتِلَ ، ثم أُحْييَ، ثم قُتِلَ وعليه دَيْنٌ ، ما دخل الجنة حتى يُقضَى عنه دَينُه

'Demi Allah, yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya ada seseorang yang terbunuh di jalan Allah, lalu dia dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi (di jalan Allah), lalu dia dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi (di jalan Allah), sementara dia masih memiliki utang, dia tidak masuk surga sampai utangnya dilunasi.'" (H.R. An-Nasa'i dan Ahmad; dinilai hasan oleh Al-Albani)

Kelima: Utang menjadi beban bagi jiwa.

Dari Uqbah bin Amir radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُخِيفُوا أَنْفُسَكُم بَعْدَ أَمْنِهَا. قَالُوا: وَمَا ذَاكَ يَا رَسُولَ الله؟ قَالَ: الدَّيْنَ

“Janganlah kalian menakut-nakuti diri kalian setelah mendapatkan keamanan.” Para sahabat bertanya, "Apa itu, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, “Utang.” (H.R. Ahmad; dinilai hasan oleh Al-Albani)

Solusi untuk bebas dari utang

Kita yakin, semua orang mengidam-idamkan hal ini: hidup bebas tanpa beban utang. Lalu, bagaimana jika sudah terlibat utang?
1. Yakini bahwa semua ini adalah ujian dari Allah. Anda harus berusaha sabar, karena Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan manusia.
2. Jangan sampai terbetik, dalam diri kita, sikap su'uzhzhan (buruk sangka) kepada Allah, semacam anggapan bahwa Allah sudah tidak lagi sayang kepada Anda. Lebih-lebih, muncul anggapan, "Allah tidak adil." Karena itu, jaga hati baik-baik.
3. Hindari semua tindakan yang justru akan memperparah keadaan Anda, seperti: pergi ke dukun, mencari pesugihan, tirakat, mengamalkan wirid-wirid tanpa dalil, dan solusi instan lainnya. Pilihan ini tidak akan menjadikan Anda lebih baik. Karena itu, hindari sejauh-jauhnya.
4. Hadapi ujian ini dengan berani, jangan melarikan diri, lebih-lebih bunuh diri. Semua ini akan menyusahkan keluarga Anda. Ingat, hukuman akhirat jauh lebih berat! Mengambil solusi ini justru menjerumuskan Anda ke dalam ancaman hadis berikut,

من أخذ أموال الناس يريد أداءها أدى الله عنه ومن أخذ يريد إتلافها أتلفه الله عليه

"Siapa saja yang meminjam harta orang lain dengan niat mengembalikannya, niscaya Allah akan melunasi utangnya. Siapa yang meminjam harta orang lain untuk memusnahkannya (dia habiskan) maka Allah akan memusnahkannya." (H.R. Bukhari)
5. Perbanyak memohon ampun kepada Allah. Bisa jadi, Allah menimpakan utang ini kepada kita disebabkan perbutan dosa yang banyak kita lakukan.
6. Bertekadlah untuk melunasi utang tersebut. Allah memberikan janji untuk melunasi utang orang yang bertekad menunaikannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,

ما من أحد يدان دينا يعلم الله أنه يريد قضاءه إلا أداه الله عنه في الدنيا

"Tidaklah ada orang yang berutang, dan Allah mengetahui bahwa ia berniat melunasi utangnya, melainkan Allah akan melunasinya di dunia." (H.R. An-Nasa'i dan Ibnu Majah; dinilai sahih oleh Al-Albani)
7. Selanjutnya, gunakan sarana yang mubah untuk mendapatkan uang, yang anda bisa lakukan. Semoga Allah memberkahi usaha Anda. Amin.

Sumber : www.PengusahaMuslim.com

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Fatwa Imbauan kepada umat Islam Jual Beli Nasehat Penting

Jual Beli Dengan Sistem Angsuran



Bismillah,
Pertanyaan.
Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyah Wal Ifta ditanya : Jika seseorang memiliki suatu barang, seperti misalnya, roti, gula,minyak atau binatang ternak, yang nilainya mencapai 100 riyal, dan dia bermaksud untuk menjualnya secara tidak tunai dengan harga 130 riyal misalnya, sampai batas waktu tertentu, yang biasa dijalankan adalah satu tahun, dan hal itu telah berlangsung selama satu atau dua tahun tetapi tidak juga melunasinya. Apakah ada kesalahan dalam praktek jual beli tersebut? Demikian juga jika orang yang membeli secara tidak tunai itu membelinya dari gudang atau toko, dan pemiliknya telah menghitungnya berikut keuntungannya, apakah dia boleh menjual barang-barang tersebut di warungnya setelah dihitung dan dia terima ataukah dia harus menyuplainya ke toko lain?

Jawaban

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Back to top