Hadits Hutang Imbauan kepada umat Islam Jual Beli Penting

Kredit, Haramkah...??



Bismillah,
Macam-Macam Praktek Perkreditan.

Diantara salah satu bentuk perniagaan yang marak dijalankan di masyarakat ialah dengan jual-beli dengan cara kredit.

Dahulu, praktek perkreditan yang dijalankan di masyarakat sangat sederhana, sebagai konsekwensi langsung dari kesederhanaan metode kehidupan mereka. Akan tetapi pada zaman sekarang, kehidupan umat manusia secara umum telah mengalami kemajuan dan banyak perubahan.

Tidak pelak lagi, untuk dapat mengetahui hukum berbagai hal yang dilakukan oleh masyarakat sekarang, kita harus mengadakan study lebih mendalam untuk mengetahui tingkat kesamaan antara yang ada dengan yang pernah diterapkan di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bisa saja, nama tetap sama, akan tepai kandungannya jauh berbeda, sehingga hukumnyapun berbeda.

Adalah kesalahan besar bagi seorang mujtahid ketika

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

5 Komentar

Amalan Imbauan kepada umat Islam Jual Beli Nasehat Penting

Mau Keuntungan yang Lebih Besar...??



Bismillah,
Kita tahu bahwa para sahabat Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam adalah orang-orang yang telah membela dan banyak berkorban demi agama Islam yang agung ini. Mereka adalah sebaik-baik penolong untuk agama ini. Mereka juga sebaik-baik pejuang di jalannya. Hal ini terjadi pada mereka, karena mereka menjadikan ajaran Islam sebagai sebuah realita dalam perilaku mereka dan sebagai sesuatu yang begitu terasa berada dalam hati mereka. Hingga hal itu menjadi tabiat mereka dengan seikhlas-ikhlasnya dan berani membela agama ini walaupun harus membayar dengan harga yang mahal.

Islam mengajak mereka untuk hijrah. Dengan cepat mereka menyambut seruan itu; meninggalkan Makkah walau hati mereka penuh kerinduan kepadanya dan jiwa mereka dihiasi dengan kecintaan padanya. Mereka lebih mengutamakan aqidah dibanding tempat-tempat main mereka saat masih kanak-kanak, tempat yang penuh dengan kenangan indah.

Islam mengajak mereka untuk berjihad. Ternyata mereka adalah prajurit-prajurit tangguh yang tidak dihinggapi rasa takut. Mereka berhijrah karena Allah dan karena Rasul-Nya, dan mereka berhasil memberikan tauladan baik yang monumental dan indah dalam pengorbanan dan keimanan mereka yang sejati. Simaklah kisah berikut ini.

Ketika Shuhaib pergi menyusul Nabi shallallahu `alaihi wasallam untuk berhijrah, ada beberapa orang Quraisy yang membuntutinya. Mereka berkata pada Shuhaib: “Dulu kau datang pada kami dalam keadaan tidak punya apa-apa, kemudian kau hidup bersama kami dan mendapatkan harta yang banyak dan kau menjadi orang seperti sekarang ini. Tahu-tahu kau ingin keluar dengan membawa semua hartamu? Demi Allah, hal itu tidak akan pernah terjadi”. Lalu Shuhaib turun dari tunggangannya, dikeluarkannya anak panah dari tempatnya, seraya berkata: “Wahai kaum Quraisy, kalian sudah tahu bahwa aku termasuk orang paling pandai memanah di antara kalian. Demi Allah, kalian tidak akan menyentuhku kecuali akan aku bidik dengan semua anak panahku, kemudian aku akan menebas dengan pedangku ini selama dia berada di tanganku. Ayo lakukan apa yang kalian inginkan!” Akan tetapi Shuhaib setelah itu berkata: “Bagaimana bila aku tinggalkan semua hartaku untuk kalian, apakah kalian akan membiarkan aku pergi?” Mereka menjawab: “Ya.” Maka Shuhaib meninggalkan semua hartanya untuk mereka.

Dan ketika sampai ke hadapan Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam di Madinah, beliau bersabda, “Telah beruntung perniagaanmu hai Abu Yahya. Telah beruntung perniagaanmu hai Abu Yahya.” Dan turunlah firman Allah Ta`ala, “Dan di antara manusia itu ada seseorang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah.” (Al-Baqarah: 207).(H.R. Imam Ahmad, Bab Fadhailus Shahabah, 2/828 dan Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf, 11/52, Ibnu Abi Hatim, dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 2/195, Al-Hilyah 1/150.)

Sumber: Kisah-Kisah Nyata Tentang Nabi, Rasul, Sahabat, Tabi`in, Orang-orang Dulu dan Sekarang, karya Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi, penerjemah Ainul Haris Arifin, Lc. (alsofwah.or.id)

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Cara Sholat Gerhana

[1]Berniat di dalam hati dan tidak
dilafadzkan karena melafadzkan
niat termasuk perkara yang tidak
ada tuntunannya dari Nabi kita
shallallahu ’alaihi wa sallam dan
beliau shallallahu ’alaihi wa sallam
juga tidak pernah mengajarkannya
lafadz niat pada shalat tertentu
kepada para sahabatnya.
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir
sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca do’a istiftah dan
berta’awudz, kemudian membaca
surat Al Fatihah dan membaca
surat yang panjang (seperti surat Al
Baqarah) sambil dijaherkan
(dikeraskan suaranya, bukan lirih)
sebagaimana terdapat dalam hadits
Aisyah:
ُّﻰِﺒَّﻨﻟﺍ َﺮَﻬَﺟ – ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ
ﻢﻠﺳﻭ – ِﻑﻮُﺴُﺨْﻟﺍ ِﺓَﻼَﺻ ﻰﻓ
ِﻪِﺗَﺀﺍَﺮِﻘِﺑ
”Nabi shallallahu ’alaihi wa
sallam menjaherkan bacaannya
ketika shalat gerhana. ” (HR.
Bukhari no. 1065 dan Muslim
no. 901)
[4]Kemudian ruku’ sambil
memanjangkannya.
[5]Kemudian bangkit dari
ruku ’ (i’tidal) sambil mengucapkan
’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH,
RABBANA WA LAKAL HAMD’
[6]Setelah i’tidal ini tidak langsung
sujud, namun dilanjutkan dengan
membaca surat Al Fatihah dan
surat yang panjang. Berdiri yang
kedua ini lebih singkat dari yang
pertama.
[7]Kemudian ruku’ kembali (ruku’
kedua) yang panjangnya lebih
pendek dari ruku ’ sebelumnya.
[8]Kemudian bangkit dari
ruku ’ (i’tidal).
[9]Kemudian sujud yang panjangnya
sebagaimana ruku ’, lalu duduk di
antara dua sujud kemudian sujud
kembali.
[10]Kemudian bangkit dari sujud
lalu mengerjakan raka ’at kedua
sebagaimana raka’at pertama hanya
saja bacaan dan gerakan-
gerakannya lebih singkat dari
sebelumnya.
[11]Salam.
[12]Setelah itu imam
menyampaikan khutbah kepada
para jama ’ah yang berisi anjuran
untuk berdzikir, berdo’a,
beristighfar, sedekah, dan
membebaskan budak. (Lihat Zaadul
Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356)

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Amalan Hadits Imbauan kepada umat Islam Nasehat Penting

Sudahkah Engkau Mencukurnya Saudaraku...??



Bismillah,
Di antara bukti kesempurnaan ajaran Islam adalah berbagai aturan yang Alloh tetapkan perihal bulu dan rambut yang tumbuh di badan kita.

Ditinjau dari hukum fiqh, rambut dan bulu yang melekat di badan manusia itu bisa dibagi menjadi tiga kategori.

Pertama, rambut yang diperintahkan untuk dipotong semisal rambut ketiak, bulu kemaluan dan kumis untuk laki-laki.

Sayyid Sabiq mengatakan,

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Asma'ul Husna Hadits Jual Beli

Mintalah Pada Pemiliknya...!!



Bismillah,
Hampir semua orang tahu bahwa rizki datangnya dari Allah Azza wa Jalla. Dialah yang memberikannya kepada makhluk, baik melalui langit maupun melalui bumi, darat maupun laut. Bahkan para dukun serta orang-orang kafirpun meyakini hal itu, kecuali orang-orang yang sengaja mendustakan.

Allah Azza wa Jalla berfirman menceritakan pengakuan orang-orang musyrik bahwa rizki datang dari Allah:

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Hadits Imbauan kepada umat Islam Nasehat Penting

Waspadailah Dua Penyakit Berbahaya Ini Wahai Saudaraku...!!



Bismillah,
Syaithan merupakan musuh nyata manusia. Dia selalu berusaha menjerumuskan manusia kedalam jurang kekafiran, kesesatan dan kemaksiatan. Di dalam menjalankan aksinya itu syaithan memiliki dua senjata ampuh yang telah banyak makan korban. Dua senjata itu adalah syubhat dan syahwat. Dua penyakit yang menyerang hati manusia dan merusakkan perilakunya.

Syubhat artinya samar, kabur, atau tidak jelas. Penyakit syubhat yang menimpa hati seseorang akan merusakkan ilmu dan keyakinannya. Sehingga jadilah

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Amalan Hadits Imbauan kepada umat Islam Penting

Mengusap Tangan ke Wajah Setelah Berdo'a, Sunnahkah..?



Bismillah,
Sering kita melihat diantara saudara-saudara kita apabila mereka telah selesai berdo'a, mereka mengusap muka mereka dengan kedua telapak tangan.. Mereka yang mengerjakan demikian, ada yang sudah mengetahui dalilnya akan tetapi mereka tidak mengetahui derajat dalil itu, apakah sah datangnya dari Nabi shallallau 'alaihi wa sallam atau tidak .? Ada juga yang mengerjakan karena turut-turut (taklid) saja. Oleh karena itu jika ada orang bertanya kepada saya : "Adakah dalilnya tentang mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah selesai berdo'a dan bagaimana derajatnya, sah atau tidak datangnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ..? Maka saya jawab ; "Tentang dalilnya ada beberapa riwayat yang sampai kepada kita, akan tetapi tidak satupun yang sah (shahih atau hasan) datangnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam". Untuk itu ikutilah pembahasan saya di bawah ini, mudah-mudahan banyak membawa manfa'at bagi saudara-saudaraku

Hadits Pertama
"Artinya : Dari Ibnu Abbas, ia berkata ;

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Aqidah Hadits Imbauan kepada umat Islam Kiamat Nasehat Penting

Awas, Waspadai Fitnah Dajjal!



Bismillah,
Fitnah Dajjal merupakan fitnah paling besar di antara fitnah-fitnah, yang ada semenjak Allah menciptakan Adam hingga datangnya hari kiamat. Hal ini disebabkan. Allah memberikan hal-hal yang luar biasa padanya yang memukau dan membingukan akal pikiran.

Dalam riwayat-riwayat disebutkan bahwa Dajjal memiliki surga dan neraka. maka surganya itu adalah neraka dan nerakanya adalah surga. Dia juga memiliki sungai-sungai air dan gunung-gunung roti. Dia memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lantas langit pun menurunkan hujan, memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan lantas bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan segala hasilnya. Dia dapat melintasi bumi dari satu tempat ke tempat lain dengan kecepatan yang luar biasa, bagaikan hujan yang ditiup angin kencang, serta kejadian-kejadian luar biasa lainnya.

Semua itu disebutkan di dalam hadits-hadits shahih, antara lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Hudzaifah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Artinya: "Dajjal itu buta matanya sebelah kiri, berambut keriting, mempunyai surga dan neraka. Maka nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka" [Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa 'ah, Bab Dzikir Ad-Dajjal 18: 60-61]

Dan diriwayatkan pula oleh Imam Muslim dari Hudzaifah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Sunguh aku labih mengetahui apa yang menyertai Dajjal. la akan bersama dua buah sungai yang mengalir, yang satu kelihatan mengalirkan air dan satunya lagi kelihatan mengalirkan api yang menyala-nyala, maka hendaklah ia mendatangi sungai yang kelihatan berisi api itu, dan hendaklah ia pejamkan matanya, karena yang nampak api itu adalah air yang dingin" [Shahih Muslim 18 : 61]

Dalam hadits Nawwas bin Sam'an Radhiyallahu 'anhu bahwa para sahabat bertanya kepada Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai Dajjal, "Wahai Rasulullah, berapa lamakah ia tinggal di bumi?" beliau menjawab. selama empat puluh hari, sehari seperti setahun, yang seharinya lagi seperti sebulan. dan yang sehari lagi seperti sejum'at, dan hari-hari lainnya sepeti hari-harimu." Mereka bertanya, "Bagaimana kecepatanya di bumi?" Beliau menjawab. "Seperti hujan yang ditiup angin kencang. Lalu ia mendatangi suatu kaum dan diajaknya kaum itu. kemudian mereka mempercayainya dan memenuhi -seruannya. Lalu ia memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka langit pun menurunkan hujan. dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan bumi pun merumput dengan leluasa hingga badannya gemuk-gemuk dan berlemak. Kemudian ia mendatangi kaum yang lain lagi, lalu diserunya, tetapi mereka menolak seruannya. Lantas ia berpaling dari mereka, kemudian tanah mereka mendadak menjadi kering dan tiada mereka memiliki harta. Dan ia melewati tanah yang kosong seraya berkata kepadanya. "Keluarkanlah perbendaharaanmu!" Lalu keluarlah perbendaharaannya mengikutinya seperti sekumpulan lebah. Kemudian ia memanggil seorang pemuda yang gemuk, lalu ditebasnya dengan pedang hingga terpotong menjadi dua dan dipisahkannya antara kedua potongan itu sejauh bidikan panah. Kemudian dipanggilnya lagi pemuda itu, lalu ia datang kepadanya dengan wajah berseri-seri sambil tertawa." [Shahih Muslim, Bab Dzikir Ad-Dajjal 18: 65-66]

Dan disebutkan dalam riwayat Bukhari dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu bahwa lelaki yang dibunuh oleh Dajjal ini adalah termasuk orang terbaik yang keluar dari Madinah untuk menghadapi Dajjal, lalu berkata kepadanya, "Aku bersaksi bahwa engkau adalah Dajjal yang telah dijelaskan beritanya kepada kami oleh Rasulullah saw." Lalu Dajjal menjawab, "Apakah pendapat Anda, jika aku bunuh orang ini, kemudian kuhidupkan kembali. Apakah Anda masih meragukan urusan ini?" (Yakni tentang pengakuan Dajjal sebagai tuhan). Lalu orang-orang menjawab, "Tidak!" Kemudian Dajjal membunuhnya, lalu menghidupkan kembali. Lalu lelaki itu berkata, "Demi Allah, tidak ada orang yang lebih mengerti tentang engkau pada hari ini selain aku." Lantas Dajjal hendak membunuhnya, tetapi dia tidak mampu. [Shahih Bukhari, Ki-tabid Fitan, Bab Laa Yadkhulu Ad-Dajjal Al-Madinah 13: 101]

Dan telah disebutkan di muka riwayat Ibnu Majah dari Abi Umamah Al-Bahili Radhiyallahu 'anhu yang menyebutkan sabda Rasulullah saw mengenai Dajjal bahwa di antara fitnah Dajjal ialah ia berkata kepada orang-orang Arab kampung, "Bagaimana pendapatmu jika aku bangkitkan ayahmu dan ibumu? Apakah engkau mau bersaksi bahwa aku ada-lah tuhanmu?" Orang itu menjawab, "Ya." Kemudian dua syetan menyerupakan diri seperti ibu dan ayahnya, lalu keduanya berkata. "Wahai anakku, ikutilah dia, sesungguhnya dia adalah tuhanmu."

Kita memohon keselamatan kepada Allah, dan kita memohon perlindungan kepada-Nya dari segala fitnah.

JAWABAN TERHADAP ORANG YANG MENGINGKARI MUNCULNYA DAJJAL
Telah disebutkan di muka beberapa buah hadits yang menunjukkan kemutawatiran berita akan munculnya Dajjal pada akhir zaman, dan dia adalah pribadi yang hakiki yang diberi hal-hal yang luar biasa oleh Allah.

Sementara itu Syekh Muhammad Abduh berpendapat bahwa Dajjal itu hanya lambang khurafat, kebohongan, dan keburukan-keburukan belaka. tidak berujud manusia ('Vide: Tafsir Al-Manar 3: 317). Syekh Muhammad Abduh ini diikuti pula oleh Syekh Abu Ubayyah yang berpendapat bahwa Dajjal itu hanyalah sekadar pertanda saja untuk melariskan kebatilan. bukan berwujud manusia dari anak Adam.

Pendapat ini merupakan penakwilan yang menyimpang dari zhahir hadits tanpa disertai qarinah (tanda atau petunjuk ke arah itu). Baiklah Anda perhatikan perkataan Abu Ubayyah dalam ta'liqnya terhadap hadits-hadits Dajjal. Beliau berkata. "Berbeda-bedanya isi hadits mengenai tempat munculnya Dajjal, waktu kemunculannya, apakah dia Ibnu Shayyad ataukah bukan, semua itu menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan Dajjal hanyalah lambang kejelekan dan angkara murka yang dominan yang menyebarkan kemadharatan dengan sangat cepat beserta fitnahnya yang mengganas dan merajalela pada suatu waktu sampai suatu saat dilindas oleh kekuasaan kebenaran dan kalimah Allah:

"Sesungguhnya kebatilah pasti akan lenyap. " [Al-Isra': 81 (An-Nihayah fil fitan wal Malahim 1: 118-119).]


Beliau berkata lagi, "Apakah tidak lebih utama untuk dipahami bahwa Dajjal itu sebagai lambang keburukan, kepalsuan, dan kebohongan...?" [Ibid, halaman 152]

Pendapat ini tertolak karena hadits-haditsnya secara tegas dan jelas menunjukkan bahwasanya Dajjal itu adalah seseorang lelaki yang ada wujudnya dan tidak ada satu pun indikasi yang menunjukkan bahwa ia hanya sekadar lambang banyaknya khurafat, kebohongan dan kebatilan. Dalam riwayat-riwayat tersebut tidak terdapat kontradiksi karena semuanya dapat dikompromikan. Dan telah saya jelaskan di muka bahwa pertama kali Dajjal akan muncul dari Ashbahan dari arah Khurasan yang semuanya berada di kawasan timur. Dan telah saya jelaskan pula perihal Ibnu Shayyad, apakah dia Dajjal atau bukan, serta telah saya sebutkan juga perkataan para ulama mengenai ini.

Bila telah demikian jelas masalahnya, dan bahwa dalam riwayat-riwayat itu tidak terdapat kontradiksi dan kegoncangan baik mengenai tempat kemunculannya maupun waktu kemunculannya. maka tidak ada satu pun alasan yang mendukung pendapat kedua beliau itu (Syekh Muhammad Abduh dan Syekh Abu Ubayyah). Apalagi dengan adanya hadits-hadits yang menunjukkan sifat-sifatnya dan ciri-cirinya bahwa dia sebagai yang sebenarnya.

Lebih-lebih lagi Abu Ubayyah sendiri tidak konsisten dalam perkataannya hingga tampak kontradiktif dalam mengomentari hadits-hadits Dajjal dalam kitab An Nihayah fil fitan wal malahim karya lbnu Katsir. Misalnya komentar beliau terhadap sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Di antara kedua matanya terdapat tulisan kafir yang dapat dibaca oleh setiap orang yang membenci perbuatanyan atau setiap orang yang beriman.''seraya beliau bersabda: "Kalian semua tahu bahwa tak seoraug pun dari kalian yang dapat melihat Rabbnya hingga ia meninggal dunia " dalam mengomentari hadits ini Abu Ubayyah berkata. "Ini menunjukkan kebohongan Dajjal yang mengaku sebagai Tuhan. Mudah-mudahan Allah menghancurkan dia dan menimpakan kemarahan dan laknat-Nya kepadanya." [An-Nihayah 1:89]

Dengan perkataannya ini Abu Ubayyah berpendapat bahwa Dajjal itu adalah manusia yang sebenarnya yang mengaku sebagai tuhan, dan beliau mendo’akan agar dia dibenci dan dilaknat oleh Allah. Dan di tempat lain beliau tidak mengakui Dajjal sebagai manusia yang sebenarnya. Melainkan hanya perlambang keburukan dan fitnah. Perkataan atau pendapat beliau ini jelas kontradiktif.

Dan saya berharap mudah-mudahan mereka tidak terkena sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

"Artinya : Sesungguhnya sesudahmu nanti akan ada kaum yang mendustakan hukuman rajam, Dajjal, syafa 'at, adzab kubur, dan kaum yang dikeluarkan dari neraka setelah mereka disiksa di dalamnya." [Musnad Ahmad 1: 223 dengan tahqiq Ahmad Syakir. Beliau berkata, "Isnadnya shahih."]

Dalam pembahasan yang akan datang akan dibicarakan keluar biasaan Dajjal, perintah berta 'awwudz (mohon perlindungan) dari fitnahnya, berita tentang kehancurannya, yang semuanya itu menunjukkan secara qath'i bahwa Dajjal adalah manusia yang sebenarnya.

[Disalin dari kitab Asyratus Sa'ah edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, Penulis Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabl MA, Penerjemah Drs As'ad Yasin, Penerbit CV Pustaka Mantiq]

Sumber : klik disini

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Aqidah Hadits Imbauan kepada umat Islam Nasehat Penting Perjalan Hidup

Saudaraku..., Jangan Kau Buat Allah Cemburu!



Bismillah,
Segala puji bagi Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Sang pembawa lentera ilmu dan bimbingan. Demikian pula semoga dicurahkan kepada para sahabatnya yang berjihad dengan segenap harta dan diri mereka di jalan-Nya, begitu pula para pengikut mereka di sepanjang masa. Amma ba’du.

Asma’ binti Abu Bakar radhiyallahu’anhuma meriwayatkan, suatu saat dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada seorang pun yang lebih pencemburu daripada Allah ‘azza wa jalla.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/28] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang mukmin itu merasa cemburu, sedangkan Allah lebih besar rasa cemburunya -daripada dirinya-.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/29] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Kapan Allah cemburu?
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah merasa cemburu. Dan seorang mukmin pun merasa cemburu. Adapun kecemburuan Allah itu akan bangkit tatkala seorang mukmin melakukan sesuatu yang Allah haramkan atasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/28] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada satupun sosok yang lebih menyukai pujian kepada dirinya dibandingkan Allah. Oleh sebab itulah Allah pun memuji diri-Nya sendiri. Dan tidak ada seorang pun yang lebih punya rasa cemburu dibandingkan Allah, dikarenakan itulah maka Allah pun mengharamkan perkara-perkara yang keji.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/27] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Kapan Allah gembira?
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, Allah sangat-sangat bergembira terhadap taubat salah seorang di antara kalian jauh melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian di saat ia berhasil menemukan kembali ontanya yang telah menghilang.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/13] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Anas bin Malik radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, Allah jauh-jauh lebih bergembira terhadap taubat hamba-Nya ketika dia bertaubat kepada-Nya daripada salah seorang dari kalian yang suatu saat mengendarai hewan tunggangannya di suatu padang yang luas namun tiba-tiba hewan itu lepas darinya. Padahal di atasnya terdapat makanan dan minumannya. Dia pun berputus asa untuk bisa mendapatkannya kembali. Lalu dia mendatangi sebuah pohon kemudian berbaring di bawah naungannya dengan perasaan putus asa dari memperoleh tunggangannya tadi. Ketika dia sedang larut dalam perasaan semacam itu, tiba-tiba hewan tadi telah ada berdiri di sisinya. Lalu dia pun meraih tali pengikat hewan tadi, dan karena saking bergembiranya dia pun berkata, ‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabbmu.’ Dia salah berucap gara-gara saking gembiranya. “ (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/16] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Allah amat menyayangi kalian!
Umar bin al-Khaththab radhiyallahu’anhu meriwayatkan bahwa suatu ketika didatangkan di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serombongan tawanan perang. Ternyata ada seorang perempuan yang ikut dalam rombongan itu. Dia sedang mencari-cari sesuatu -yaitu anaknya, pent-. Setiap kali dia menjumpai bayi di antara rombongan tawanan itu maka dia pun langsung mengambil dan memeluknya ke perutnya dan menyusuinya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata kepada kami, “Apakah menurut kalian perempuan ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?”. Maka kamipun menjawab, “Tentu saja dia tidak akan mau melakukannya, demi Allah. Walaupun dia sanggup, pasti dia tidak mau melemparkan anaknya -ke dalamnya-.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan, “Sungguh, Allah jauh lebih menyayangi hamba-hamba-Nya dibandingkan -kasih sayang- perempuan ini kepada anaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/21] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Bertaubatlah, sekarang juga!
Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu’anhu menuturkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla membentangkan tangan-Nya di waktu malam agar orang yang berbuat dosa di siang hari segera bertaubat. Dan Allah bentangkan tangan-Nya di waktu siang agar orang yang berbuat dosa di waktu malam hari segera bertaubat. Sampai matahari terbit dari tempat tenggelamnya.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/26] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua umatku akan dimaafkan kecuali orang yang melakukan dosa secara terang-terangan. Termasuk perbuatan dosa yang terang-terangan yaitu apabila seorang hamba pada malam hari melakukan perbuatan (dosa) lalu menemui waktu pagi dalam keadaan dosanya telah ditutupi oleh Rabbnya, namun setelah itu dia justru mengatakan, ‘Wahai fulan, tadi malam saya melakukan ini dan itu’. Padahal sepanjang malam itu Rabbnya telah menutupi aibnya sehingga dia pun bisa melalui malamnya dengan dosa yang telah ditutupi oleh Rabbnya itu. Akan tetapi pagi harinya dia justru menyingkap tabir yang Allah berikan untuk menutupi aibnya itu.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/225] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Jangan sepelekan maksiat
Anas bin Malik radhiyallahu’anhu mengatakan, “Sesungguhnya kalian akan melakukan perbuatan-perbuatan yang dalam pandangan mata kalian hal itu lebih ringan daripada helaian rambut. Sementara kami dulu di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggapnya termasuk perkara-perkara yang membinasakan.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari [11/372] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba bisa saja hanya mengucapkan suatu kalimat namun hal itu menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam neraka lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/234] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Tanda kiamat sudah dekat
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah hari kiamat.” Ada yang berkata, “Bagaimanakah -contoh bentuk- penyia-nyiaannya wahai Rasulullah?”. Maka beliau menjawab, “Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari [11/377] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)

Jangan hanya bicara, amalkan ilmu
Usamah bin Zaid radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kelak pada hari kiamat didatangkan seorang lelaki lalu dilemparkan ke dalam neraka. Maka usus perutnya pun terburai lalu dia pun berputar-putar dengannya sebagaimana halnya seekor keledai yang mengelilingi alat penggiling. Maka para penduduk neraka pun berkeumpul mengerumuninya. Mereka mengatakan, ‘Wahai fulan, apa yang terjadi padamu. Bukankah dulu kamu memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang mungkar?’. Dia menjawab, ‘Benar. Aku dulu memang memerintahkan yang ma’ruf tapi aku sendiri tidak melaksanakannya. Dan aku juga melarang dari yang mungkar namun aku sendiri justru melakukannya.’.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/235] cet. Dar Ibnu al-Haitsam tahun 2003)

Sabar, Dunia hanya sebentar
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dunia adalah penjara bagi seorang mukmin dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/214] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Anas bin Malik radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Surga diliputi oleh perkara-perkara yang terasa tidak menyenangkan, sedangkan neraka diliputi oleh perkara-perkara yang terasa menyenangkan hawa nafsu.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/101] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Anas bin Malik radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ya Allah, tiada kehidupan yang sejati melainkan kehidupan akherat…” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/260] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H).

Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berusaha menjaga kehormatannya maka Allah pun akan mengaruniakan iffah/terjaganya kehormatan kepadanya. Barangsiapa yang melatih diri untuk bersabar maka Allah akan jadikan dia penyabar. Barangsiapa yang melatih diri untuk senantiasa merasa cukup maka niscaya Allah akan beri kecukupan untuk dirinya. Tidaklah kalian diberikan suatu karunia yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/343] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)

Jangan tertipu oleh dunia!
Amr bin Auf radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah kemiskinan yang kukhawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi sesungguhnya yang kukhawatirkan menimpa kalian adalah ketika dunia dibentangkan untuk kalian sebagaimana dibentangkan kepada orang-orang sebelum kalian sehingga kalian pun berlomba-lomba untuk meraupnya sebagaimana dahulu mereka berlomba-lomba mendapatkannya. Dan dunia mencelakakan kalian sebagaimana dulu dunia telah mencelakakan mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/216] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003 dan Fath al-Bari [11/274] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)

‘Aisyah radhiyallahu’anha menceritakan, “Keluarga Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sejak awal tiba di Madinah tidak pernah sampai merasakan kenyang karena menyantap hidangan gandum halus selama tiga malam berturut-turut sampai beliau meninggal.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/327] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)

‘Aisyah radhiyallahu’anha menceritakan, “Keluarga Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memakan dua jenis makanan dalam sehari kecuali salah satunya pasti kurma kering.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/329] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)

Ikhlaslah!
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, ‘Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang di dalamnya dia mempersekutukan selain-Ku bersama dengan diri-Ku maka akan Kutinggalkan dia bersama kesyirikannya.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/232] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, kaya jiwanya (merasa cukup), dan tersembunyi (tidak suka menonjol-nonjolkan diri, pent).” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/220] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah kekayaan yang sejati itu kekayaan yang berupa melimpahnya perbendaharaan dunia. Akan tetapi kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan di dalam hati -merasa cukup dengan pemberian Allah, pent-.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/306] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)

Kenikmatan tiada tara menanti di sana…
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘Aku telah persiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang soleh kenikmatan yang belum pernah dilihat mata, belum pernah terdengar telinga, dan belum pernah terlintas dalam hati manusia.’.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/102] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang masuk surga maka dia akan selalu senang dan tidak akan merasa susah. Pakaiannya tidak akan usang dan kepemudaannya tidak akan habis.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/110] cet. Dar Ibnu al-Haitsam tahun 2003)

Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila para penduduk surga telah memasuki surga dan para penduduk neraka pun telah memasuki neraka maka didatangkanlah kematian hingga diletakkan di antara surga dan neraka, kemudian kematian itu disembelih. Lalu ada yang menyeru, ‘Wahai penduduk surga, kematian sudah tiada. Wahai penduduk neraka, kematian sudah tiada’. Maka penduduk surga pun semakin bertambah gembira sedangkan penduduk neraka semakin bertambah sedih karenanya.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/120-121] cet. Dar Ibnu al-Haitsam tahun 2003)

Saudariku, jangan kau seperti mereka!
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua kelompok manusia calon penghuni neraka yang belum pernah kulihat keduanya. Suatu kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang dengannya mereka memukuli manusia. Dan kaum perempuan yang berpakaian tapi telanjang, yang menyimpang dan mengajak orang lain untuk ikut menyimpang. Kepala mereka seperti punuk onta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga, dan tidak akan mencium baunya. Padahal baunya akan bisa tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/124] cet. Dar Ibnu al-Haitsam tahun 2003)

Kiamat terlalu dahsyat untuk dibayangkan!
Aisyah radhiyallahu’anha meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari kiamat umat manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum dikhitan.” Maka Aisyah mengatakan, “Wahai Rasulullah, perempuan dan laki-laki dikumpulkan menjadi satu? Tentu saja mereka akan saling melihat satu dengan yang lain.” Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai ‘Aisyah, sesungguhnya urusan di waktu itu lebih dahsyat sehingga tidak sempat bagi mereka untuk saling memperhatikan satu dengan yang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/126] cet. Dar Ibnu al-Haitsam tahun 2003)

Istiqomahlah!
‘Aisyah radhiyallahu’anha menceritakan, “Amal yang paling disenangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang dikerjakan secara terus menerus oleh pelakunya.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/332] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)

‘Aisyah radhiyallahu’anha meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berbuatlah sebaik dan selurus mungkin dan lakukan apa yang paling mendekati ideal. Ketahuilah sesungguhnya bukan amal kalian semata yang bisa memasukkan kalian ke surga. Dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah yang paling kontinyu walaupun hanya sedikit.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/335] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)

Demikianlah yang bisa kami sajikan ke hadapan para pembaca yang mulia, dengan harapan Allah berkenan untuk mengaruniakan petunjuk dan bimbingan-Nya ke dalam hati kita sehingga akan semakin meningkatkan rasa cinta kita kepada-Nya, harap dan takut serta tawakal hanya kepada Rabb alam semesta. Teriring doa semoga Allah mengampuni semua dosa kita di masa lalu, dan semoga Allah -Yang Maha Pemberi petunjuk- menuntun kita agar tetap berjalan di atas shirathal mustaqim sampai ajal tiba. Akhirnya, segala puji bagi Allah yang dengan karunia-Nya segala kebaikan bisa menjadi terlaksana. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam.

Sumber : klik disini

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Fatwa Hadits Imbauan kepada umat Islam Nasehat Penting Remaja

Buat Saudaraku Penghisap Api



Bismillah,
Banyak orang yang tidak mengetahui atau tidak mau tahu tentang apa itu hukum dari rokok, sehingga banyak dari kita yang terjerumus ke dalamnya dan tanpa merasa malu lagi untuk menghisap rokok ini di depan umum.

Sesungguhnya apa hukum rokok itu???

Sesungguhnya Allah -Subhanahu wa Ta’ala- telah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk memakan dengan makanan yang

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Imbauan kepada umat Islam Nasehat Penting Remaja

Saudaraku (Generasi Muda)..., Kalian Mau Kemana?



Bismillah,
Masa muda adalah masa yang penuh dengan tanda tanya. Karena perjalanan masa muda merupakan kesempatan emas bagi siapa saja yang ingin merusak atau membangun peradaban umat manusia.

Kita lihat, orang-orang yang ingin menjauhkan kaum muda dari agamanya berupaya sekuat tenaga untuk menyuguhkan berbagai sajian ‘menarik’ untuk menjebak dan menjerumuskan mereka ke lembah kehancuran akhlak dan masa depan mereka. Semoga Allah tidak memperbanyak golongan perusak semacam mereka…

Di sisi lain, kita juga melihat ada sebagian kalangan yang berupaya -dengan segala keterbatasan yang ada- untuk membendung arus pemikiran dan gaya hidup menyimpang yang tengah disebarluaskan di tengah generasi muda umat ini. Semoga Allah meneguhkan mereka dan melipatgandakan pahala atas kesabaran dan keikhlasan mereka…

Saudaraku, semoga Allah menyatukan kita di atas jalan yang lurus... Kemerosotan akhlak generasi muda adalah persoalan yang harus diatasi. Kita tidak hanya berbicara mengenai akhlak mereka kepada sesama, bahkan akhlak mereka kepada Allah ta’ala, Dzat yang telah menciptakan dan mencurahkan berbagai macam nikmat kepada mereka.

Belum lama kita dengar slogan-slogan kekafiran yang muncul di antara pemuda negeri ini. Seperti contohnya ungkapan, “Area bebas tuhan”, “Tidak ada hukum tuhan”, “Semua agama benar” dan lontaran-lontaran aneh bin sesat lainnya yang sangat menyakitkan untuk diceritakan. Apa ini kalau bukan buah makar setan dan bala tentaranya dari kalangan manusia yang berusaha untuk merongrong akidah dan keimanan kaum muslimin terutama generasi mudanya?!

Demikian juga, kalau kita melihat dari sisi yang lain, munculnya arus pemikiran ekstrim di tengah para pemuda yang disebarluaskan oleh sebagian ‘kaum tua’. Mereka yang berbicara seolah-olah semua orang selain kelompoknya adalah kafir seluruhnya. Mereka yang berbicara seolah-olah pemerintah umat ini tidak ada kebaikannya sama sekali. Mereka yang berbicara seolah-olah para pemimpin kaum muslimin semuanya adalah para pengkhianat rakyatnya. Mereka yang berbicara seolah-olah kekuasaan adalah segala-galanya. Mereka yang senantiasa membela aksi-aksi pengeboman yang menelan korban tak bersalah dengan dalih jihad dan perlawanan [?!]. Apakah ini kalau bukan buah makar setan dan bala tentaranya yang menggiring para pemuda ke jurang kebinasaan; melestarikan pemikiran ala khawarij yang membiarkan pemuja berhala bebas berkeliaran dan membantai kaum muslimin dengan alasan menegakkan keadilan?!

Saudaraku… pembinaan generasi muda di atas manhaj rabbani adalah perkara yang menjadi jawaban atas problematika yang kini tengah menghimpit mereka. Orang-orang yang bermanhaj rabbani adalah sebagaimana yang digambarkan oleh para ulama kita, “Yaitu orang-orang yang membimbing manusia dengan ilmu-ilmu yang mendasar sebelum ilmu-ilmu yang besar.” (lihat Shahih al-Bukhari).

Banyak kita saksikan, kalangan yang menawarkan solusi atas problematika generasi muda. Akan tetapi sedikit yang kita temukan bersesuaian dengan manhaj yang haq ini; manhaj Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam mendidik generasi muda secara khusus dan kaum muslimin secara umum. Padahal, Allah ta’ala telah memberikan jaminan kepada siapa saja yang konsisten mengikuti manhaj mereka dengan keberhasilan.

Bukankah Allah ta’ala telah berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang terdahulu dan pertama-tama dari kalangan Muhajirin dan Anshar, dan juga orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya, Allah pun mempersiapkan untuk mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, itulah kemenangan yang sangat besar.” (QS. at-Taubah: 100)

Inilah ayat yang menjadi syi’ar pengikut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadi ganjalan hati bagi orang-orang munafik dan musuh-musuh Islam. Ayat yang mengajak umat ini untuk merasa cukup dengan manhaj/cara beragama yang diajarkan oleh Nabi dan para sahabat. Ajaran yang telah sempurna dan dapat diterapkan pada kondisi serta masa yang berbeda-beda. Ajaran yang menjamin pengikutnya sehingga tidak akan tersesat dan tidak akan celaka. Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha: 123)

Maka musuh-musuh Islam pun berusaha keras untuk menjauhkan generasi muda dari manhaj yang haq ini. Mereka tawarkan berbagai macam wacana dan pemikiran demi mengacaukan pola berpikir dan gaya hidup anak muda. Bukan ilmu-ilmu mendasar yang mereka berikan, akan tetapi ilmu-ilmu yang lebih layak disebut sebagai racun pemikiran dan bisikan setan. Terkadang ayat dan hadits pun tidak segan mereka plintir maknanya demi mencocokkan dengan pemikiran mereka. Bahkan, yang lebih parah lagi ada yang terang-terangan lebih mendahulukan akalnya daripada ayat-ayat al-Qur’an..! Subhanallah… Mereka menuduh bahwa kepatuhan kepada dalil adalah bentuk kemalasan berpikir. Dengan kata lain, mereka ingin mengatakan bahwa tunduk kepada rasul secara total adalah sebuah ketololan…[?!] Sungguh ini adalah kedustaan yang sangat besar…

Tidak berhenti di situ saja. Bahkan, dibuatlah imej (kesan) bahwa orang-orang yang tekun menimba ilmu agama itu –apalagi sudah mengangkat celana di atas mata kaki dan memelihara jenggot bagi kaum lelaki dan mengenakan cadar bagi kaum perempuan– pada akhirnya akan menjadi orang-orang yang sesat dan membahayakan umat.

Kita tidak pungkiri bahwa banyaknya aliran dan firqah di tubuh kaum muslimin ini menyebabkan banyak anak muda yang salah jalan dalam beragama. Namun, merupakan sebuah sikap yang sangat keliru jika kemudian hal itu dijadikan alasan untuk berpaling dan tidak mau sama sekali mempelajari ilmu agama. Jelas, ini adalah sikap kekanak-kanakan… Dan inilah -wallahu a’lam- imej yang sekarang ini sedang gencar-gencarnya diciptakan melalui media massa dan pemberitaan… Mereka tidak ingin generasi muda dekat dengan agamanya. Yang mereka inginkan adalah sosok generasi muda yang menjadi robot-robot penghasil uang dan konsumen fanatik demi melariskan produk-produk pemikiran dan kebudayaan barat yang jauh dari agama dan kesopanan…

Pada kondisi semacam ini, siapakah yang peduli terhadap nasib generasi muda umat ini? Akankah kita biarkan mereka buta tentang aqidah dan ajaran agamanya? Akankah kita biarkan mereka terseret oleh pemikiran ala iblis dan gaya hidup ala binatang? Dimanakah kecemburuan kita sebagai seorang muslim terhadap saudaranya? Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian sampai dia mencintai kebaikan bagi saudaranya sebagaimana yang dicintainya bagi dirinya sendiri.” (HR. Bukhari). Syaikh Yahya al-Hajuri -semoga Allah meluruskan langkah-langkahnya- berkata, “Maka menyampaikan kebaikan kepada umat manusia adalah termasuk bagian keimanan. Janganlah ada yang mengira bahwa dakwah ilallah ataupun ta’lim yang dilakukan oleh seseorang itu akan sia-sia belaka selama dia bersikap jujur kepada Allah -ikhlas dalam amalannya, pent-. Meskipun tidak ada seorang pun yang menerima dakwahmu maka kamu tetap mendapatkan pahala…” (Syarh al-Arba’in, hal. 105). Inilah saatnya, kita bahu-membahu untuk menyelamatkan generasi muda dari cengkeraman bahaya...!

Sumber : www.abumushlih.com

Baca Selengkapnya

Share Tweet Pin It +1

0 Komentar

Back to top